This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 10 Juli 2023

PANDANGAN MUHAMMADIYAH TENTANG KEHIDUPAN



Pandangan Islam tentang Kehidupan dapat ditemukan dalam buku Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah atau sering disingkat dengan (PHIWM) yang merupakan hasil Muktamar ke–44 tahun 2000 di Jakarta.

Pedoman Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik).

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)  sebagai  acuan nilai dan norma   bagi tingkah laku warga Muhammadiyah yang bertujuan  untuk terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang menunjukkan keteadanan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Materi PHIWM dikembangkan dan dirumuskan dalam empat bagian yang terdiri dari Pendahuluan, Pandangan Islam terhadap Kehidupan, Kehidupan Islami warga Muhammadiyah, Tuntunan  Pelaksanaan dan Penutup. Jadi, untuk mengetahui pandangan Muhammadiyah tentang Kehidupan, maka dapat ditemukan dalam bab atau bagian II  PHIWM, sebagaimana berikut: 

Pandangan Islam Tentang Kehidupan

Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul (Q.S. Asy-Syura/42: 13), sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai Nabi akhir zaman, ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang shahih (maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan meliputi bidang-bidang aqidah, akhlaq, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah.


Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata kepada Allah (Q.S. An-Nisa/4 : 125), Agama semua Nabi-nabi (Q.S. Al-Baqarah/2: 136), Agama yang sesuai dengan fitrah manusia (Q.S. Ar-Rum/30: 30), Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia (Q.S. Al-Baqarah/2: 185), Agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesame (Q.S. Ali Imran/3: 112), Agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam (Q.S. Al-Anbiya/21: 107). Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah8 Q.S. Ali Imran/3: 19 dan agama yang sempurna (Q.S. Al-Maidah/5: 3).


Dengan beragama Islam, maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup Tauhid kepada Allah (Q.S. Al-Ikhlash/112: 1-4), fungsi/peran dalam kehidupan berupa ibadah (Q.S. Adz-Dzariyat/51: 56), dan menjalankan kekhalifahan (Q.S. Al-Baqarah/2: 30; Al-An’am/6: 165; Al`Araf/7: 69, 74; Yunus/10: 14, 73; As- Shad/38: 26), dan bertujuan untuk meraih Ridha serta Karunia Allah SWT (Q.S. Al-Fath/48: 29). Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan di dunia apabila benar- benar diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam) secara total atau kaffah (Q.S. Al-Baqarah/2: 208) dan penuh ketundukan atau penyerahan diri (Q.S. Al-An’am/6: 161-163).


Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu maka terbentuk manusia muslimin yang memiliki sifat-sifat utama:


a. Kepribadian Muslim(Q.S. Al-Baqarah/2: 112, 133, 136, 256; Ali Imran/3 : 19, 52, 82, 85; An-Nisa/4: 125, 165, 170; Al-Maidah/5: 111, Al-An’am/6: 163; Al-Araf/7: 126; At-Taubah/9: 33; Yunus/10: 72, 84, 90; Hud/11: 14; Yusuf/12: 101; An-Nahl/16: 89, 102; Asy-Syuura/42: 13; Ash-Shaf/61: 9; Al-Mu’minun/23: 1-11),


b. Kepribadian Mu’min(Q.S. Al-Baqarah/2: 2-4, 213 s/d 214, 165, 285; Ali Imran/3: 122 s/d 139; An-Nisa/4: 76; At-Taubah/9: 51, 71; Hud/11: 112 s/d 122; Al-Mu’minun/23: 1 s/d 11; Al-Hujarat/49: 15),


c. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia18 Q.S. Al Baqarah/2: 58, 112; An-Nisa/4: 125; Al-`An’am/6: 14; An-Nahl/16: 29, 69, 128; Luqman/31: 22; Ash-Shaffat/37: 113; Al-Ahqhaf/46: 15 , dan


d. Kepribadian Muttaqin (Q.S. Al-Baqarah/2: 2 s/d 4, 177, 183; Ali Imran/3: 17, 76, 102, 133 s/d 134; Al- Maidah/5: 8; Al-‘Araf/7: 26, 128, 156; Al-Anfal/8: 34; At-Taubah/9: 8; Yunus/10: 62 s/d 64; An-Nahl/16: 128; Ath-Thalaq/65: 2 s/d 4; An-Naba/78: 31).


Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam

Setiap muslim yang berjiwa mu’min, muhsin, dan muttaqin, yang paripuma itu dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan tauhid yang istiqamah dan bersih dari syirk, bid’ah, dan khurafat; memiliki cara berpikir (bayani), (burhani), dan (irfani); dan perilaku serta tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaq al karimah yang menjadi rahmatan li-`alamin.


Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada hakikatnya Islam yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati, ditunjukkan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh-sungguh secara nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam diri setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah da’wah Islam.


Da’wah Islam sebagai wujud menyeru dan membawa umat manusia ke jalan Allah (Q.S. Yusuf/112: 108) pada dasarnya harus dimulai dari orang-orang Islam sebagai pelaku da’wah itu sendiri (ibda binafsika) sebelum berda’wah kepada orang/pihak lain sesuai dengan seruan Allah: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaneraka….”(Q.S. At-Tahrim/66: 6). Upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan dilakukan melalui da’wah itu ialah mengajak kepada kebaikan (amar ma’ruf), mencegah kemunkaran (nahyu munkar), dan mengajak untuk beriman (tu’minuna billah) guna terwujudnya umat yang sebaikbaiknya atau khairu ummah(Q.S. Ali Imran/3: 104, 110).


Berdasarkan pada keyakinan, pemahaman, dan penghayatan Islam yang mendalam dan menyeluruh itu maka bagi segenap warga Muhammadiyah merupakan suatu kewajiban yang mutlak untuk melaksanakan dan mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan mempraktikkan hidup Islami dalam lingkungan sendiri sebelum menda’wahkan Islam kepada pihak lain. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam maupun warga Muhammadiyah sebagai muslim benar-benar dituntut keteladanannya dalam mengamalkan Islam di berbagai lingkup kehidupan, sehingga Muhammadiyah secara kelembagaan dan orang-orang Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku da’wah menjadi rahmatan lil `alamin dalam kehidupan di muka bumi ini 

Sumber: 

https://muhammadiyah.or.id/pandangan-muhammadiyah-tentang-kehidupan/







Jumat, 07 Juli 2023

Khutbah Jum'at: Beragama Yang Benar



أَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ الَّذِى حَبَنَا بِاْلإِيْمَانِ وَاْليَقِيْنِ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ الله أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.وَقَالَ تَعَالَى: مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا

Sebagai hamba Allah kembali kita memanjatkan rasa puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan berbagai kenikmatan hidup. Hari ini kita dalam kondisi sehat wal Afiat, diberikan rezeki, kesempatan. Tentu nikmat Iman dan Islam adalah yang terbesar yang diberikan Allah Swt. Semoga Kehadiran kita melakukannya shalat Jum'at saat ini adalah bagian dari tanda syukur kepada Allah Swt.

Selanjutnya shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Uswatun Hasanah contoh yang sebaik-baiknya dalam menjalani kehidupan yang teramat singkat ini.

Kami mengajak kita semua untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan sehingga ketika kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khatimah. 

Mari kita renungkan firman Allah Swt dalam Al-Qur'an surat al-Maidah: 77

 
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوْٓا اَهْوَاۤءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ 

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam (urusan) agamamu tanpa hak. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu kaum yang benar-benar tersesat sebelum kamu dan telah menyesatkan banyak (manusia) serta mereka sendiri pun tersesat dari jalan yang lurus.” 
( QS. Al-Maidah: 77 )

Ayat di atas menyampaikan sikap kita terkait bagaimana kita beragama.
Ada tiga pesan yang disampaikan Allah Swt dalam QS. Al-Maidah: 77

Pertama, larangan untuk tidak berlebih-lebihan atau melampaui batas dalam beragama.

Di sebagian masyarakat Islam ada praktik ibadah yang berlebih-lebihan dalam menjalani badah.  Ada yang fokus  melaksanakan ibadah tetapi melupakan kewajiban kepada keluarga . Padahal dalam Islam setiap ibadah memiliki cara dan aturannya. 

Pesan kedua, Larangan mengikuti hawa nafsu dalam beragama.

Hawa nafsu cenderung membawa manusia dalam kesesatan.  Banyak manusia beragama mengikuti hawa nafsunya. Menafsirkan agama seenaknya saja. Inilah salah satu faktor munculnya berbagai aliran sesat. Ummat banyak yang sekedar ikut-ikutan dalam beragama.

Pesan Ketiga, Allah Swt mengingatkan kepada manusia adanya orang atau sekelompok orang  / lembaga yang mengajak kedalam kesesatan.

Saat ini sangat banyak aliran sesat yang muncul. Yang lagi viral saat ini adalah Panji Gumilang dengan pondok pesantren Al-Zaitun. Kesesatan nya mulai mengganti salam dengan salam Yahudi, Tanah suci ada di Indonesia bukan di Arab, Al-Qur'an sebagian adalah pernyataan Nabi, Allah berbahasa Arab, membolehkan khatib dan imam perempuan dan sebagainya.
Padepokan Sendang Sejagat di Langkat yang shalat dengan imamnya perempuan, Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia yang memiliki paham Allah dan Nabi Muhammad bersatu, belum.lahi Lembaga Dakwah Islam Indonesia ( LDDI ) dan sebagainya.

Untuk itulah kita harus membetengi diri kita, keluarga dan jamaah dari upaya penyimpangan ajaran sesat meeka


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

Khutbah Kedua


اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَ نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّأَتِ أَعْمَا لِنَا, مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَا بِهِ وَمَنْ وَالَهُ. أَمّاَ بَعْدُ فَيَا عِبَا دَاللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقْوَاهُ, لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Mari kita renungkan firman Allah Swt dalam Al-Qur'an surat Muhammad: 33 

۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَلَا تُبْطِلُوْٓا اَعْمَالَكُمْ
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta jangan batalkan amal-amalmu!

Ayat di atas menyampaikan sikap beragama yang benar yaitu taat kepada aturan Allah Swt dan aturan Nabi Muhammad Saw. Untuk itulah sebagai seorang kita harus tahu betul yang mana aturan-aturan Allah Swt dan yang mana aturan-aturan Nabi Muhammad Saw. Tidak ada cara untuk memahami nya kecuali dengan belajar tentang Islam.khutbah Ramaikan pengajian-pengajian, pahami hukum-hukum Islam dengan Al-Quran dan Sunnah nya sehingga kita tidak tersesat dalam beragama.

Diakhir khutbah ini Marilah kita hadirkan hati sejenak untuk berdo`a kepada Allah Swt.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. وَالصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلإِ خْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ, وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْ بِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفُ الَّرَحِيْمٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ, وَالْمُؤْمِنَاتِ, اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ, ياَ قاَضِيَ الْحَاجَاتِ.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقاً وَارْزُقْنَا اِتِّبَاعَهُ, وَأَرِنَا الْبَا طِلاً وَارْزُ قْنَا اجْتِنَابَهُ.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعَا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاَ مُتَقَبَّلاً.

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ الِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ





Selasa, 04 Juli 2023

DOKUMENTASI MUSCAB AISYIYAH KABANJAHE 1997

Ini adalah catatan sejarah Aisyiyah Kabupaten Karo. Foto- foto ini merupakan diperkirakan kegiatan Musyawarah Cabang Aisyiyah Kabanjahe untuk pemilihan kepengurusan periode 1995-2000. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung SD Muhammadiyah Kabanjahe. Tanggal kegiatan tidak jelas informasinya. Sesuau dengan surat pengesahan pimpinan kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 1997. 

Berdasarkan Surat Pengesahan Pimpinan Cabang Aisyiyah Kabanjahe Ibu Ani Marni Endra Manda yang dikenal dengan panggilan Incimterpilih sebagai Ketua ( Ketua I ). Surat Pengesahan ini dikeluarkan oleh PD Aisyiyah Kabupaten Karo yang ditandatangani oleh Darmawati,BA sebagai ketua dan Asiyah sebagai sekretaris.  

Kami lampirkan dokumentasi terkait kegiatan Muscab Aisyiyah Kabanjahe yang merupakan dokumentasi yang kami peroleh dari keluarga alm. Ani Marni Endra Manda. Allahumaghfirlahu.

Diperkirakan ini adalah foto-foto pimpinan Aisyiyah Kabanjahe 1995-2000 terpilih.












Minggu, 02 Juli 2023

KENAPA MUHAMMADIYAH SHALAT ID DI LAPANGAN

Hari Raya Idul Adha 2023 baru saja berlalu. Namun, tahun ini kembali tidak berjalan serentak, di mana Muhammadiyah melaksanakan Sholat Id lebih dulu pada Rabu (28/6/2023), sementara pemerintah dan NU satu hari setelahnya, Kamis (29/6/2023). Warga Muhammadiyah melaksanakan Sholat Id selalu di lapangan, sementara pemerintah dan orang NU lebih sering Sholat Id di masjid. Lantas apa alasan dan sejak kapan Muhammadiyah menggelar Sholat Id di lapangan terbuka?

Muhammadiyah adalah yang pertama kali memperkenalkan salat di tanah lapang. Awalnya gagasan ini tidak lazim dilakukan dan muncul pertentangan. Namun kini Sholat Id di tanah lapang telah diterima sebagai sesuatu yang lumrah.

Sholat Id di lapangan. Warga Muhammadiyah menggelar Sholat Id di lapangan terbuka. Foto: Republika.

Sholat Id di lapangan. Warga Muhammadiyah menggelar Sholat Id di lapangan terbuka. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Hari Raya Idul Adha 2023 baru saja berlalu. Namun, tahun ini kembali tidak berjalan serentak, di mana Muhammadiyah melaksanakan Sholat Id lebih dulu pada Rabu (28/6/2023), sementara pemerintah dan NU satu hari setelahnya, Kamis (29/6/2023). Warga Muhammadiyah melaksanakan Sholat Id selalu di lapangan, sementara pemerintah dan orang NU lebih sering Sholat Id di masjid. Lantas apa alasan dan sejak kapan Muhammadiyah menggelar Sholat Id di lapangan terbuka?


Muhammadiyah adalah yang pertama kali memperkenalkan salat di tanah lapang. Awalnya gagasan ini tidak lazim dilakukan dan muncul pertentangan. Namun kini Sholat Id di tanah lapang telah diterima sebagai sesuatu yang lumrah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam Muhammadiyah Gerakan Pembaruan (2010) mencatat, pelaksanaan Sholat Id di lapangan untuk ‘pertama kali’ dilakukan Muhammadiyah pada 1926. Saat itu Sholat Id digelar di alun-alun utara Keraton Yogyakarta.

Prof Haedar menulis Kiai Ahmad Dahlan yang wafat pada 1923 itu telah berusaha memahamkan umat Islam agar mengikuti Sunnah Nabi Saw dengan Sholat Id di lapangan terbuka. Pada masa itu umat muslim Indonesia yang mayoritas bermazhab fiqih Syafi’i memang melaksanakan Salat Id di masjid atau imam di dalam masjid. Alasannya, karena sholat di dalam masjid lebih utama.


Dalam Almanak Muhammadiyah 1394 (1974), tercatat Muhammadiyah melaksanakan Sholat Id di tanah lapang dimulai pada 1926. Utamanya, dengan merujuk pada hasil keputusan Kongres Muhammadiyah ke-15 di Surabaya.

St. Nurhayat, dkk dalam Muhammadiyah dalam Perspektif Sejarah, Organisasi, dan Sistem Nilai (2019) menjelaskan asal mula keputusan penggunaan tanah lapang sebagai lokasi Sholat Id bermula dari kritikan seorang tamu dari negeri India pada masa kepemimpinan Kiai Ibrahim antara tahun 1923-1933. Tamu dari negeri India itu memprotes mengapa Muhammadiyah melaksanakan Sholat Idul Fitri di dalam Masjid Keraton Yogyakarta.

Menurut tamu itu, Muhammadiyah yang telah memposisikan diri sebagai gerakan Tajdid (pencerahan) seharusnya melaksanakan Sholat Id di tanah lapang sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Penggunaan Masjid Keraton sebagai tempat Sholat Id Muhammadiyah memang tidak terlepas dari bentuk penghormatan Muhammadiyah kepada Sultan Hamengkubuwono VII yang telah mengamini izin dari Kiai Ahmad Dahlan agar Muhammadiyah diperbolehkan berbeda tanggal perayaan hari besar Islam dengan Keraton.

Perbedaan itu lantaran Muhammadiyah memakai sistem hisab dan Kalender Hijriyah, berbeda dengan Keraton yang memakai penanggalan tradisional Jawa atau Aboge sehingga terdapat perbedaan tanggal hari besar Islam.


KSholat Id di lapangan akhirnya disiarkan lewat keputusan Muktamar juga disebutkan oleh St. Nurhayat di atas. Sebab di masa Kiai Ibrahim itu, fokus Muhammadiyah mulai bergeser pada persoalan Takhrij Hadis dan persoalan ubudiyah, terutama pada tahun 1927


Dari titik inilah kemudian juga terjadi penghimpunan para ulama Muhammadiyah untuk membicarakan berbagai persoalan peribadatan yang kemudian diberi nama sebagai Majelis Tarjih, yang eksistensinya di Muhammadiyah baru nampak pada masa kepemimpinan Kiai Mas Mansur pada tahun 1936-1942. Atas keputusan Muktamar tahun 1926 itu pun, berbagai konsul dan cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia ditengaarai mulai rutin menggelar ibadah Salat Id di tanah lapang pada tahun-tahun berikutnya.

Sumber:

https://kurusetra.republika.co.id/posts/225673/mengapa-orang-muhammadiyah-sholat-id-di-lapangan-bukan-di-masjid

.